Kopi Gunung Puntang, Primadona dari Tanah Priangan

Kopi Gunung Puntang, Primadona dari Tanah Priangan
Begitu sampai di warung kopi, kami langsung menyapa temannya. Mereka berdua langsung ngobrol akrab. Berbagai macam obrolannya. Obrolan ala warung kopi. Kebanyakan tentang Wanadri, termasuk bernostalgia saat mereka mengikuti pendidikan dasar. Suami saya dan temannya ini satu angkatan.
[Silakan baca: Pendidikan Dasar Wanadri 2014]
Kopi Gunung Puntang dan Sejarahnya

Ngobrolin juga tentang kopi puntang. Dari mulai potensi, pengolahan, hingga rasanya. Saya sesekali ikut nimbrung obrolan. Sayangnya gak langsung saya tulis. Jadi hanya beberapa poin aja yang masih diingat.
Untuk pertama kalinya saya tau tentang kopi gunung puntang. Bahkan kalau ditanya tentang kopi, saya langsung teringat dengan kopi Lampung, Toraja, Wamena, Bengkulu, atau Aceh Gayo. Semua yang saya tau tidak ada yang dari pulau Jawa.
Padahal pada bulan April 2016, kopi Puntang pernah menjadi juara di Specialty Coffee Association of American Expo, USA. Keberhasilan ini semakin membuat Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kopi terbaik di dunia.

Kalau membaca di beberapa artikel, perkebunan kopi di tanah priangan memang punya sejarah panjang. Sebelum perkebunan kopi ada di berbagai pelosok di Indonesia, daerah Jawa Barat termasuk yang pertana memiliki perkebunan kopi. Bibitnya didatangkan dari Belanda dan melakukan sistem tanam paksa.
Penanaman ini berhasil. Java Preanger menjadi kopi terbaik dan sangat terkenal di Eropa pada masanya. Bahkan masyarakat Eropa menyebut 'A Cup of Java' ketika sedang menikmati secangkir kopi.

Tetapi, berbagai permasalahan pun timbul. Termasuk serangan hama karat daun. Sehinggan menghancurkan banyak perkebunan kopi dan membuat mati suri.
Makanya cukup lama kopi asal Jawa Barat tidak terdengar. Tetapi, beberapa tahun terakhir ini sedang coba dibangkitkan kembali. Karena kopi asal tanah Priangan memang menyimpan banyak potensi.
[Silakan baca: Kong Djie Coffee, BSD - Tentang Es Kopi Susu dan Mie Ayam Khas Belitung]
Rasa Fruity Pada Kopi Gunung Puntang
Ketika melihat daftar menu, saya merasa nama-nama kopinya cukup unik. Bahkan agak asing. Selama ini saya taunya kopi hitam dan kopi susu. Kalau mau kekinian, biasanya di cafe-cafe ada cappucino, latte, dll.
Tetapi, ini ada wine, natural, dan honey. Duh! Bikin saya bingung jadinya hehehe. Akhirnya, saya pasrah aja, deh. Minta tolong dipilihin.
Saya pun dibikinin kopi susu Arabika Honey. Katanya untuk pertama kali cobain kopi Gunung Puntang, rasa ini paling mudah diterima. Suami juga pesan jenis kopi yang sama. Tetapi, dia pilih kopi hitam.
Ketika kopinya datang, saya menghirup aromanya. Malah langsung tercium aroma madu. Bukan aroma kopi yang selama ini saya kenal.
Apa ini kopinya pakai madu? Kemanisan dong nanti karena udah dikasih susu kental manis. Kira-kira saya bakal suka gak, ya?
Saya jadi merasa agak ruwet ketika menghirup aromanya. Karena saya gak begitu suka madu hehehe. Saya mulai menikmati sedikit. Rasa kopinya enak. Pahitnya kopi, sedikit manis dari skm, dan aroma madu memang bercampur.
Kopi hitam pilihan suami pun sama. Aroma madunya tercium. Tetapi, rasa kopinya tetap pahit karena gak dikasih pemanis sedikit pun.

Ternyata, kopinya gak dicampur dengan madu sama sekali. Itulah uniknya kopi gunung puntang. Proses pengolahan memang bisa mempengaruhi rasa. Katanya sih berbagai rasa kopinya memang lebih fruity dibandingkan kopi-kopi lain di Indonesia. Tetapi, juga harus sangat berhati-hati ketika mengolah. Karena memang prosesnya mempengaruhi keberhasilan aroma dan citarasa kopi.
Jadi kalau Sahabat KeNai melihat menu Arabica Wine pada kopi puntang, jangan langsung berpikir dicampur dengan minuman keras, ya. Tetapi, prosesnya yang membuat kopi ini memiliki citarasa dan aroma seperti wine.
[Silakan baca: Gak Ngopi di Kedai Kopi 170, Bandung]
Tentang Kedai Kopi Puntang


Lokasinya berada di persimpangan jalan. Tugu strawberry menjadi patokan. Kedainya terlihat sederhana dan gak luas. Parkiran mobil nyaris gak ada.
Suasana temaram di dalam kedai menyambut kami. Kedai kopinya terlihat bersih. Terlihat satu pelanggan sedang menikmati secangkir kopi saat kami tiba di sana. Ada juga yang sedang memilah-milah biji kopi.
Tidak ada pendingin ruangan di sini. Tetapi, kami gak merasa gerah. Mungkin karena sekelilingnya banyak jendela yang terbuka.

WiFi lumayan kenceng juga. Nai jadi anteng selama ayahnya ngobrol dengan temannya. Colokan juga ada di lumayan banyak. Kalau Sahabat KeNai mau internetan buat ngerjain tugas di sini kayaknya gak perlu khawatir low bat selama bawa charger.
Saat kami ke sana, kedai kopinya belum lama beroperasi. Makanan yang ditawarkan pun belum tersedia. Kata teman suami saya, dia kerjasama ma adiknya. Nah yang jual makanan tuh adiknya. Tetapi, saat ini masih kerja kantoran, jadinya belum full urusin makanan.

Kami juga ditawarkan untuk cobain Cascara. Memang tidak ada di menu. Jadi saya gak tau apakah dijual atau enggak di Kedai Kopi Puntang.
Kopi itu aslinya berbentuk buah, bukan sekadar biji. Nah bagian terluarnya disebut ceri kopi. Kemudian dengan mealui proses penjemuran, kulit kopi ini akan menghitam dan mengelupas. Inilah yang disebut cascara.

Cascara ini teh dari ceri kopi. Nah lho, jadinya mau teh atau kopi? Hehehe
Memang jadinya agak rancu, ya. Cascara memang asalnya dari kulit kopi. Tetapi, ketika diseduh sudah gak ada rasa khas kopi sama sekali. Kadar kafeinnya pun sangat rendah. Warnanya juga bening. Lebih mirip teh atau malah beningnya kayak jeniper (jeruk nipis peras). Makanya mungkin itulah kenapa cascara disebut teh.
Cara membuatnya juga mudah. Cukup diseduh dengan air panas dan diberi sedikit gula batu. Tunggu sebentar sampai hangat dan siap dinikmati.
Saya tidak tau apakah semua cascara akan memiliki rasa yang sama. Cascara yang kami coba ini, aromanya buah-buahan banget. Agak sulit saya mendefinisikan seperti buah apa. Tetapi, memang beraroma manis seperti buah.

Sebelum pulang, kami dikasih seplastik cascara. Suami sempat menyeduh di rumah dan diberikan ke keluarga besar. Kalau gak dikasih tau, gak ada satupun yang tau kalau ini asalnya dari kulit kopi. Karena memang udah gak ada aroma dan rasa kopinya sama sekali. Lebih mirip kayak minuman teh rasa buah.
Cascara lebih enak lagi diminum saat dingin. Makanya saya suka membuatnya dalam botol berukuran besar dan disimpan di dalam kulkas. Enak banget deh di siang yang terik minum cascara.

Kedai Kopi Puntang
Tugu Strobery
Jl. Wr. Lobak, Cingcin
Soreang, Bandung
Jawa Barat 40921
Komentar
Posting Komentar